Galungan itu dirayakan oleh generasi yang terus berubah-ubah dan zaman yang juga berubah-ubah. Oleh karena itu, cara merayakan Galunganpun seyogianya juga berubah-ubah disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Yang tidak boleh berubah adalah hakikat Galungan yang dinyatakan dalam Lontar Sunarigama. Teks Lontar Sunarigama tentang Galungan harus terus menerus disosialisasikan agar perubahan cara merayakan Galungan tidak menyimpang dari hakikat Galungan itu. Teks itu sbb.: "Budha Kliwon Dungulan ngaran Galungan, patitis ikang nyana sandhi galang apadang mariakena byaparaning idep".
Teks Lontar Sunarigama itu mestinya selalu kita pegang sebagai landasan setiap merayakan Galungan. Teks itu menyatakan bahwa yang diingatkan oleh perayaan Galungan adalah untuk menyatukan potensi diri Manusia yang disebut Jnyana. "Patitis ikang Jnyana Sandhi" itu artinya memusatkan arah dari Jnyana sampai terpadu. Jnyana adalah pengetahuan dan kesadaran suci yang ada tersembunyi dalam diri tiap manusia.
Ada kalanya disuatu waktu dan tempat perayaan Galungan lebih menonjolkan perayaan Galungan dengan pesta-pesta pora yang bersifat hedonis. Makan masakan khas daerah yang lebih nikmat dari sehari-harinya.Demikian pula Galungan diwujudkan dengan berpakaian serba baru,pergi ketempat-tempat hiburan dan melakukan hal-hal yang lebih menekankan keikmatan indria. Pada hal Galungan adalah sebagai suatu peringatan untuk menajamkan daya spiritual untuk mensinergikan penerapan Jnyana atau ilmu pengetahuan suci untuk mencerahkan hati nurani umat sehingga dapat membangun kehidupan yang cerah dan bergaiarah untuk mengamalkan Dharma. Galungan bukan sebagai media untuk lebih mendinamisir dominasi indria dalam diri.
Hubungi:
Bali Tours Club
E-mail: info@balitoursclub.com
Ph. 0361.8709363, Hp/ SMS: 081 916 533 222
Web: balitoursclub.blogspot.com or www.balitoursclub.com
Bali Tours Club
E-mail: info@balitoursclub.com
Ph. 0361.8709363, Hp/ SMS: 081 916 533 222
Web: balitoursclub.blogspot.com or www.balitoursclub.com
No comments:
Post a Comment