AKTIFITAS WISATA DI BALI TOURS CLUB

Bali Tours Club menyediakan jasa wisata di Bali seperti transportasi Tour di Bali dan sewa mobil murah. Kami juga menyediakan wisata bahari submarine ada juga rafting, cruise dan boat ke Gili .

Untuk layanan sewa bus , mobil dan tour di Bali dengan harga murah dan terjangkau jawabannya Bali Tours Club. Mobil sewa di Bali Tours Club tersedia mobil seperti Karimun, APV, Toyota Avanza, Kijang, Innova dan Mini Bus. Sewa Mobil Mewah di Bali tersedia: Toyota Alphard, Commuter, All New Camry dan Mercedz Benz.

SEWA MOBIL AVANZA self drive (lepas kunci): Rp 200.000/hari, keperluan mobil lainnya klik di sini

SEWA MOBIL (avanza/apv) + SUPIR + BENSIN: Rp 440.000/mobil/10jam

SEWA BUS WISATA (20-45 seater): Mulai Rp 1.200.000/ 12 jam, jenis bus detail klik di sini

AKTIFITAS : tour di bali | sewa mobil | wisata bali| Hotel di Bali|Tanjung Benoa watersport

KONTAK KAMI : HP/WA; 0821 4704 2222


Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) atau pada setiap bulan Maret setiap tahunnya, yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka.

Tujuan dan rangkaian perayaan
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan ''Buwana Alit'' (alam manusia) dan ''Buwana Agung'' (alam semesta). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian perayaan yang lebih besar. Berikut perinciannya.

Tawur (''Pecaruan''), ''Pengrupukan'', dan ''Melasti''
Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga", umat Hindu melaksanakan upacara ''Buta Yadnya'' di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis ''[[caru]]'' (semacam sesajian) menurut kemampuannya. ''Buta Yadnya'' itu masing-masing bernama ''Pañca Sata'' (kecil), ''Pañca Sanak'' (sedang), dan ''Tawur Agung'' (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda [[Buta Kala]], dan segala ''leteh'' (kekotoran) diharapkan sirna semuanya. ''Caru'' yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah 9 ''tanding''/paket beserta lauk pauknya, seperti [[ayam brumbun]] (berwarna-warni) disertai ''tetabuhan'' arak/tuak. ''Buta Yadnya'' ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.

Ogoh - Ogoh :: sehari sebelum Nyepi

''Mecaru'' diikuti oleh upacara ''pengerupukan'', yaitu menyebar-nyebar [[nasi]] tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.
Khusus di [[Bali]], ''pengrupukan'' biasanya dimeriahkan dengan pawai [[ogoh-ogoh]] yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.

Tahap terakhir adalah ''melasti'', yaitu menghanyutkan segala ''leteh'' (kotoran) ke laut, serta menyucikan ''[[pretima]]''. Upacara ini dilakukan di laut, karena laut dianggap sebagai sumber ''amerta''. Selambat-lambatnya pada ''tilem sore'', ''melasti'' harus selesai.

Nyepi
Keesokan harinya, yaitu pada ''panglong ping 15'' (atau ''tilem Kesanga''), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini dilakukan [[puasa]] Nyepi yang disebut "Catur Brata" Penyepian dan terdiri dari ''amati geni'' (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), ''amati karya'' (tidak bekerja), ''amati lelungan'' (tidak bepergian), dan ''amati lelanguan'' (tidak mendengarkan hiburan). Brata ini dilakukan sejak sebelum [[matahari]] terbit.
Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 ''oton''/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep guwungan' (ditutup sangkar [[ayam]]). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (''Ngeraja Sewala''), upacaranya didahului dengan ''ngekep'' (dipingit).

Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun baru pun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni.

Intisari dari perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), menurut [[lontar]] "Sundari Gama" adalah "memutihbersihkan hati sanubari", yang merupakan kewajiban bagi umat Hindu.

''Tiap orang berilmu (''sang wruhing tattwa jñana'') melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).''

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan hari raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti diubah.


Ngembak Geni (Ngembak Api)
Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari ''Ngembak Geni'' yang jatuh pada tanggal "ping pisan (1) sasih kedasa (X)". Pada hari inilah Tahun Baru Saka tersebut dimulai. Umat Hindu bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan (''ksama'') satu sama lain.
Dengan suasana baru, kehidupan baru akan dimulai dengan hati putih bersih. Jadi kalau tahun masehi berakhir tiap tanggal 31 Desember dan tahun barunya dimulai 1 Januari, maka tahun Çaka berakhir pada "panglong ping limolas (15) sasih kedasa (X)", dan tahun barunya dimulai tanggal 1 sasih kedasa (X).


Hubungi:
Bali Tours Club
E-mail: info@balitoursclub.com
Ph. 0361.8709363, Hp/ SMS: 081 916 533 222
Web: balitoursclub.blogspot.com or www.balitoursclub.com

No comments:

Post a Comment